PEMBAHASAN
DEFINISI
Osteoporosis adalah suatu penyakit dengan karekteristik masa tulang yang berkurang dengan kerusakan mikroarsitektur jaringan yang menyebabkan kerapuhan tulang dan risiko fraktur yang meningkat (GONTA P, 1996)
Dengan demikian, penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah, tulang terdiri dari kalsium – kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.
KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS
Klasifikasi osteoporosis dibagi dalam 2 kelompok yaitu
1. Osteoporosis primer
Osteoporosis ini terdapat pada wanita pascamenopause (postmenopause osteoporosisi) dan pada laki-laki lanjut usia (senile osteoporosisi)
2. Osteoporosis sekunder
Dialami oleh kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (kortikosteroid, barbiturate, anti kejang dan hormone tiroid yang berlebihan). Pemakaian alcohol yang berlebihan dan merokok memperburuk keadaan osteoporosis.
Djuwantoro D (1996) membagi osteoporosis menjadi osteoporosis posmenopause (Tipe I), osteoporosis involutional (tipe II), osteoporosis idiopatik, juvenile dan osteoporosis sekunder
1. Osteoporosis postmenopouse ( Tipe I )
Merupakan bentuk yang paling serius ditemukan pada wanita kulit putih dan asia. Bentuk osteoporosis ini disebabkan oleh percepatan resorpsi tulang yang berlebihan dan lama setelah penurunan sekresi hormone estrogen pada masa menopause.
2. Osteoporosis involutional ( Tipe II )
Terjadi pada usia diatas 75 tahun pada perempuan maupun laki-laki tipe ini diakibatkan oleh ketidakseimbangan yang samar dan lama antara kecepatan resorpsi tulang dengan kecepatan pembentukkan tulang.
3. Osteoporosis idiopatik
Adalah tipe osteoporosisi primer yang jarang terjadi pada wanita premenopouse dan pada laki-laki yang berusia dibawah 75 tahun. Tipe ini tidak berkaitan dengan penyebab sekunder atau factor risiko yang mempermudah timbulnya penurunan densitas tulang.
4. Osteoporosis juvenile
Merupakan bentuk yang jarang terjadi dan bentuk osteoporosis yang terjadi pada anak-anak prepubertas.
5. Osteoporosis sekunder
Penurunan densitas tulang yang cukup berat untuk menyebabkan fraktur atraumatik akibat factor ekstrinsik seperti kelebihan kortikosteroid, arthritis rheumatoid, kelainan hati/ginjal kronis, sindrom malabsorbsi, mastosistosis sistemik, hiperparatiroidisme, varian status hipogonade, dan lain-lain.
ETIOLOGI
1. Kekurangan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis.
2. Bahan katabolic endogen (di produksi oleh tubuh) dan eksogen (dari sumber lain) menyebabkan osteoporosis.
3. Kortikosteroid yang berlebihan, syndrome chussing, hiperthiroidisme dan hiperparathiroidisme mengakibatkan kehilangan massa tulang.
4. Keadaan medis menyertai (syndrome malabsorpsi, intoleransi laktosa, penyalahgunaan alcohol, gagal ginjal, gagal hepar dan gangguan endokrin )
5. Faktor usia, Menghilangnya hormone estrogen pada saat menopause.
PATOFISIOLOGI
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan massa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetic, nutrisi, gaya hidup ( missal merokok, konsumsi kafein, dan alcohol. Dan aktifitas mempengaruhi puncak masa tulang. Kehilangan masa tulang mulai terjadi setelah tercapainya puncak masa tulang. Pada pria masa tulang lebih besar dan tidak mengalami perubahan hormonal mendadak. Sedangkan pada perempuan hilangnya estrogen pada saat menopause dan pada ooforektomi mengakibatkan percepatan resorpsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pascamenapause.
Diet kalsium dan vitamin D yang sesuai harus mencukupi untuk mempertahankan remodeling tulanh dan fungi tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan prtumbuhan osteoporosis. Asupan harian kalsium yang dianjurkan (RDA) meningkat pada usia 11-24 tahun (adolesen dan dewasa muda) hingga 1200 mg per hari, untuk memaksimalkan masa tulang . RDA untuk orang dewasa tetap 800 mg, tetapi pada perempuan pascammonopause 1000-1500 mg perhari. Sedangkan pada lansia dianjurkan mengonsumsi kalsium dalam jumlah tidak terbatas, karena penyerapan kalsium kurang efisien dan cepat diekskresikan melalui ginjal. (Smeltzer 2002)
Demikian pula, bahan katabolic endogen (diproduksi oleh tubuh) dan eksogen dapat menyebabkan osteoporosis. Penggunaan kortikosteroid yang lama, sindrom clusbing, hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme menyebabkan kehilangan tulang. Obat-obatan seperti izoniasid, heparin, tetrasiklin, antasida yang mengandung aluminium, furosemid, antikonvulsam memangaruhi penggunaan tubuh dan metabolism kalsium.
Imobilitas juga memengaruhi terjadinya osteoporosis. Ketika diimobilisasi dengan gips, paralisis atau inaktivitas umum. Tulang akan diresorpsi lebih cepat dari pembentukkannya sehingga terjadi osteoporosis
MANIFESTASI KLINIS
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala pada beberapa penderita. Jika kepadatan tulang sangat berkurang yang menyebabkan tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Tulang-tulang yang terutama terpengaruh pada osteoporosis adalah radiusdistal, korpusvertebra terutamg mengenai T8-L4, dan kollum femoris.
Kolaps tulang belakang menyebebkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cidera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan didaerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk dowager), yang menyebebkan terjadinya ketegangan otot dan rasa sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang sering kali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Selain itu, yang juga sering terjadi adlah patah tulang lengan (radius) didaerah persambungannya dengan pergelangan tangan yang disebut fraktur colles. Pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung mengalami penyembuhan secara perlahan.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti:
1. Terapi pencegahan yang pada umumnya bertujuan untuk menghambat hilangnya massa tulang.
Dengan cara memperhatikan factor makanan, latihan fisik, pola hidup yang aktif dan paparan sinar UV. Selain itu juga menghindari obat-obatan dan makanan yang merupakan factor risiko osteoporosis.
2. Meningkatkan massa tulang dengan melakukan pemberian obat-obatan contohnya pemberian hormon pengganti.
3. Pembedahan dilakukan pada pasien bila terjadi fraktur, terutama bila terjadi fraktur panggul.
Terapi penggantian hormone ( hormone replacement therapy-HRT ) dengan estrogen dan progesterone perlu diresepkan bagi perempuan menopause, untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang. Perempuan yang menjalani pengangkatan ovarium atau telah mengalami menopause premature dapat mengalami osteoporosis pada usia muda. Estrogen dapat mengurangi resorpsi tulang tapi tidak meningkatkan masa tulang. Penggunaan hormone jangka panjang masih dievaluasi, tetapi estrogen masih dihubungkan dengan sedikit peningkatan insiden kanker payudara dan endometrial. Oleh karena itu, selama HRT klien diharuskan memeriksa payudaranya setiap bulan dan diperiksa panggulnya, termasuk usapan papaninicolau dan biopsy endometrial ( bila ada indikasi ), sekali atau dua kali setahun
Pemberian estrogen secara oral memerlukan dosis terendah estrogen terkonyugasi sebesar 0,625 mg per hari atau 0,5 mg/hari estradiol. Pada osteoporosis, sumsum tulang dapat kembali seperti pada masa pramenopause dengan pemberian estrogen. Dengan demikian hal tersebut menerunkan resiko fraktur.
Perlu juga meresepkan obat-obat lain, dalam upaya menanggulangi osteoporosis, termasuk kalsitonin, natrium fluoride, bifosfonat, natrium etidronat, dan alendronat berfungsi mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause, meningkatkan masa tulang, ditulang belakang dan tulang panggul, dan mengurangi angka kejadian patah tulang. Agar alendronat dapat diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit kemudian tidak boleh makan-minum lainnya. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan pada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu. Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri.
Kalsitonin secara primer menekan kehilangan tulang dan pemberiannya secara suntikan subkutan, intramuskuler atau semprot hidung. Efek samping berupa gangguan gastrointestinal, aliran panas, peningkatan frekuensi urine biasanya terjadi dan ringan. Natrium fluoride memperbaiki aktifitas osteoblastik dan pembentukan tulang, namun kualitas tulang yang baru masih dalam pengkajian. Natrium etidronat menghalangi resorpsi tulang osteoklastik, dan dalam penelitian untuk efisiensi sebagai terapi osteoporosis.
Tambahan fluoride bisa meningkatkan kepadatan tulang tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaian tidak dianjurkan. Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tumbuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang Karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pegelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.
KOMPLIKASI
Osteoporosis mengakibatkan tulang menjadi panas, rapuh, dan mudah patah. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Diantaranya:
1. Fraktur kompetensi vertebra torakalis dan lumbalis
2. Fraktur daerah femoris dan trochanterr
3. Patah pada tulang coles pada pergelangan tangan
4. Fraktur kompresi ganda vertebra mengakibatkan deformitas akut
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sinar X akan menunjukkan perubahan setelah terjadi kerapuhan tulang 30 - 60%.
2. Pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya densitas tulang meliputi : CTscan, absorpsimetri dual-foton dan dual energy X-ray absorpsimetri (DEXA) atau, densitomtry atau di ukur dengan gelombang ultrasonic.
3. Pemeriksaan laboratorium
Kalsium, serum, fosfat serum, fosfat alkali, eksresi, kalsium, serum, ekskresi hitroksin frolin urine hematokrit dan LED dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis medis lain yang juga menyumbang terjadinya kehilangan tulang.
4. Biopsi tulang menunjukkan tulang tipis dan keropos.
PENDIDIKAN KESEHATAN
Ajarkan Klien untuk:
1. Latihan dan olahraga sesuai yang dianjurkan misalnya olahraga dengan pembebenan yang dilakukan dalam posisi tegak sehingga kerangka tubuh menunjang berat badan, sebagai contoh, jogging, senam, tenis dan sebagainya, olahraga dianjurkan tidak terlalu berlebihan
2. Diet seimbang kaya kalsium, protein dan vitamin D, serta cukup paparan sinar matahari. Salah satu contoh adalah konsumsi susu.
3. Konsumsi makanan kaya magnesium untuk membantu metabolisme kalsium dan vitamin D.
4. Hindari merokok, alkohol, kafein, juga soft drink yang banyak mengandung karbonat yang menghambat penyerapan kalsium.
PENELITIAN TERBARU / Evidance Based Nursing Practice
Seorang peneliti israel menemukan cara pengobatan ooporosis dengan ganja.
THC dan CBD dapat mempercepat proses penyembuhan patah tulang. Osteoporosis adalah pengeroposan tulang yang terjadi akibat penuaan. Sekitar 10 juta penduduk amerika di atas 50 tahun mengalami osteoporosis dan 80% dari mereka adalah perempuan. Sebanyak 30 juta orang memiliki masa tulag yang rendah atau osteopenia yang bisa menyababkan osteoporosis . penelitian terbaru mengungkapka bahwa sistem endocannabinoid memeainkan peran penting dalam pengembangan massa tulang . hasil riset ini dapat di arahkan untuk memerangi osteoporosis.
Di perkirakaan satu dari dua perempuan dan satu dari empat pria diatas usia 50 tahun akan menderita patah tulang karena osteoporosis selama hidup mereka. Obat Biphosphonate seperti baniva acccitane. Reclast dan actonel biasanya di resepkan untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis. Namu obat-obatan tersebut memiliki efek samping seperti mual. Sakit perut dan radang kerongkongan.selain itu beberapa pasien mengalami nyeri otot dan tulang sendi , cardiac arrthytthimias, dan efek samping lain yang di sebut osteonekrosis ( kerusakan tulang ) pada bagian rahang. Pada tanggal 11 januari 2011 FDA mengeluarkan peringatan baru tentang obat-obat ini. Sebab setelah menggunakan obat-obatan tersebut selama lima tahun. Tulang sebenarnnya bisa menjadi sangat rapuh dan menyebabkan patah tulang paha dengan sedikit perasa
mkasih informasinya
BalasHapussangat membantu sekali