Minggu, 15 Januari 2012

Perawatan Luka

Prinsip-prinsip Perawatan Luka
Ada dua prinsip utama dalam perawatan luka kronis semacam ini. Prinsip pertama menyangkut pembersihan/pencucian luka.
Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan teknik swabbing, yaitu ditekan dan digosok pelan-pelan menggunakan kasa steril atau kain bersih yang dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9 %.
Sedang luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu disemprot lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang) atau NaCl 0,9 %. Jika memungkinkan bisa direndam selama 10 menit dalam larutan kalium permanganat (PK) 1:10.000 (1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air), atau dikompres larutan kalium permanganat 1:10.000 atau rivanol 1:1000 menggunakan kain kasa.
Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terdapat infeksi, karena dapat merusak fibriblast yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka, menimbulkan alergi, bahkan menimbulkan luka di kulit sekitarnya. Jika dibutuhkan antiseptik, yang cukup aman adalah feracrylum 1% karena tidak menimbulkan bekas warna, bau, dan tidak menimbulkan reaksi alergi.
Norit juga sering dianjurkan untuk ditaburkan di luka kronis basah, mengandung nanah, dan sulit sembuh. Untuk ini sebaiknya dipakai bubuk norit halus bersih dari botol, bukan dari gerusan tablet. Dokter akan memberi petunjuk lebih jauh tentang hal ini, atau memberi resep tersendiri sesuai kondisi luka.
Prinsip kedua menyangkut pemilihan balutan. Pembalut luka merupakan sarana vital untuk mengatur kelembaban kulit, menyerap cairan yang berlebih, mencegah infeksi, dan membuang jaringan mati.
Memilih Pembalut
Saat ini ada berbagai macam pembalut luka modern yang bisa dipakai sesuai kondisi/kebutuhan luka masing-masing. Di antaranya, pembalut yang mengandung calsium alginate, hydroactive gel, hydrocoloid, nystatin, dan metronidazole. Dengan pembalut semacam ini, luka tidak perlu dibuka dan dibersihkan setiap hari, cukup beberapa hari sekali.
Calsium alginate yang berbahan rumput laut, berubah menjadi gel jika bercampur dengan cairan luka. Karenanya dapat menyerap cukup banyak cairan luka, merangsang proses pembekuan darah, dan mencegah kontaminasi bakteri pseudomonas.
Hydroactive gel dapat membantu proses pelepasan jaringan mati (nekrotik). Sedang hydrocoloid yang berbentuk lembaran tebal/tipis atau pasta dapat mempertahankan kelembaban luka, menyerap cairan, menghindari infeksi. Cocok untuk luka yang merah, bengkak, atau mengalami infeksi.
Nystatin yang dikombinasikan dengan metronidazole dan tepung maizena digunakan untuk mengurangi iritasi/lecet, menyerap cairan yang tidak terlalu berlebihan, dan mengurangi bau tidak sedap. Tidak beda dengan campuran calsium alginate dan karbon yang juga berfungsi menyerap cairan dan mengontrol bau tidak sedap.
Ada juga pembalut yang mengandung aquacel, yang terbuat dari selulosa berdaya serap sangat tinggi; atau pembalut mengandung campuran zinc dan metronidazole yang dapat membantu pelepasan jaringan mati, menjaga kelembaban, mengurangi bau, dan mudah dibuka. Tetapi pembalut jenis ini tidak boleh digunakan pada saat radiasi.
Tanpa pembalut-pembalut modern itu, kasa steril dan obat luka yang diberikan dokter sudah cukup. Yang penting bersihkan luka, keringkan (termasuk kalau berdarah, bersihkan dulu darahnya), obati, kemudian tutup dengan kasa steril dan perekat.
Untuk mencegah infeksi Anda bisa menggunakan obat kumur yang mengandung mycostatin dan garam, atau membuat sendiri obat kumur dari campuran ½ sendok teh baking soda dan ½ sendok teh garam dilarutkan dalam segelas besar air hangat.
Prinsip perawatan luka yang lain adalah tidak boleh membuat sebuah luka menjadi luka baru (berdarah) lagi, karena itu berarti harus memulai perawatan dari awal lagi. Juga, harus bisa mengontrol bau tidak sedap, mengatasi cairan yang berlebih, mengontrol perdarahan, mencegah infeksi, mengurangi nyeri , dan merawat kulit di sekitar luka.
Yang penting diperhatikan dalam merawat luka adalah selalu menjaga kebersihan. Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah merawat luka, selalu menjaga kebersihan luka, menjaga agar pembalut/penutup luka selalu bersih dan kering. Hindari tindakan menggaruk luka atau kulit di sekitar luka.
Segeralah berkonsultasi ke dokter jika ada tanda-tanda infeksi, yaitu kulit di sekitar luka berwarna merah, bengkak, suhu tubuh meningkat, nyeri, mengeluarkan bau tidak sedap (yang berbeda dari biasanya), mengeluarkan cairan berwarna kekuningan atau kehijauan, atau mengalami perdarahan yang sulit dihentikan.
Demikian pula dengan penggunaan balutan. Balutan dalam kondisi lembab atau sedikit basah merupakan cara yang paling efektif untuk menyembuhkan luka. Balutan tersebut tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan zat-zat udara yang lain. Kondisi yang demikian merupakan lingkungan yang baik untuk sel-sel tubuh tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimum, karena pada dasarnya sel dapat di lingkungan yang lembab atau basah. Kecuali sel kuku dan rambut, sel-sel tersebut merupakan sel mati.
PERAWATAN BALUTAN KERING
A. Peralatan
1. Sarung tangan steril
2. Sarung tangan sekali pakai
3. Set balutan ( gunting, pinset, forsep)
4. Nierbekken
5. Kasa besar, kasa kecil, bantalan kasa
6. Balutan kasa ekstra dan surgipad atau bantalan ABD
7. Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
8. Salep anti septik (jika diperlukan)
9. Larutan pembersih yang diresepkan dokter
10. Larutan garam fisiologis atau H2O steril
11. 11.Plester
12. Aseton
13. Kantung plastik untuk sampah
14. Selimut mandi
B. Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan membuka peralatan)
3. Ambil kantung plastik dan buat lipatan di atasnya. Letakkan kantung plastik agar mudah terjangkau oleh anda
4. Tutup ruangan dengan tirai, tutup semua jendela yang terbuka
5. Bantu klien pada posisi nyaman. Selimut mandi hanya untuk memajankan area luka. Instruksikan klien agar tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
6. Cuci tangan secara menyeluruh
7. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester
8. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester pada kulit, dapat dibersihkan dengan aseton)
9. Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset
10. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan garam faal atau air steril
11. Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada balutan
12. Buang balutan kotor pada nierbekken atau kantung plastik, hindari kontaminasi permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang pada Nierbekken,
13. Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting,pinset dan forsep harus tetap pada nampan steril. Buka botol larutan antiseptik lalu tuang ke dalam kom steril atau kasa steril
14. Pakai sarung tangan steril
15. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan karakteristik drainase. (palpasi bila perlu, dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuh bahan steril)
16. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
17. Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan cara seperti pada no. 16
18. Beri salep antiseptik, bila di pesankan, gunakan tehnik seperti pada pembersihan. Jangan dioleskan di atas tempat drainase
19. Pasang balutan steril kering pada insisi atau letak luka
20. Gunakan plester di atas balutan
21. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
22. Sisihkan semua alat dan bantu klien kembali pada posisi nyaman
23. Cuci tangan
24. Catat pada catatan perawat

PERAWATAN BALUTAN BASAH KE KERING
A. Peralatan
1. Sarung tangan steril
2. Sarung tangan sekali pakai
3. Set balutan ( gunting, pinset, forsep), nierbekken
4. Duk steril, kasa besar, kasa kecil, bantalan kasa
5. Balutan kasa ekstra dan surgipad atau bantalan ABD
6. Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
7. Normal satin atau H2O steril
8. Larutan pembersih yang diresepkan dokter
9. Pester
10. Kantung plastik untuk sampah
11. Selimut mandi, bantalan tahan air
12. Aseton (jika diperlukan)
B. Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan membuka peralatan)
3. Ambil kantung plastik dan buat lipatan diatasnya. Letakkan kantung plastik agar mudah terjangkau oleh anda
4. Tutup ruangan dengan tirai, tutup semua jendela yang terbuka
5. Bantu klien pada posisi nyaman. Selimut mandi hanya untuk memajankan area luka. Instruksikan klien agar tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
6. Cuci tangan secara menyeluruh
7. Letakkan bantalan tahan air dibawah klien
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester pada kulit, dapat dibersihkan dengan aseton)
10. Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset
11. Jika balutan lengket pada luka, jangan dibasahi, pertahan lepaskan balutan dari eksudat yang mengering. Beritahukan klien tentang penarikan dan ketidak nyamanan
12. Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada balutan
13. Buang balutan kotor pada nierbekken atau kantung plastik, hindari kontaminasi permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan m.enarik bagian dalam keluar. Buang pada nierbekken
14. Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting,pinset dan forsep harus tetap pada nampan steril. Buka botol larutan antiseptik lalu tuang ke dalam kom steril atau kasa steril
15. Pakai sarung tangan steril
16. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan karakteristik drainase. (palpasi bila perlu, dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuh bahan steril)
17. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau lanrtan normal satin. Pegang kasa yang dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk setiap usapanmembersihkan. Bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
18. Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan bust kasaseperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan forsep. Secara pedahan masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah
19. Pasang kasa steril keying diatas kasa basah
20. Tutup dengan kasa, surgipad, atau balutan ABD
21. Pasang plester diatas balutan
22. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
23. Sisihkan semua alat dan bantu klien kembali pada posisi nyaman
24. Cuci tangan
25. Catat pada catatan perawat

PERAWATAN BALUTAN GANGREN
A. Peralatan
1. Sarung tangan steril
2. Sarung tangan sekali pakai
3. Set balutan ( gunting, pinset, forsep, l klem arteri, gunting nekrotomi), nierbekken
4. Duk steril, Kasa besar, Kasa kecil, bantalan kasa
5. Balutan kasa ekstra dan surgipad atau bantalan ABD
6. Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pernbersih
7. Nalrium Klorida atau H2O steril
8. Salep yang diresepkan dokter
9. Larutan pembersih yang diresepkan dokter
10. Plester
11. Kantung plastik untuk sarnpah, ember
12. Selimut mandi, Bantalan tahan air,terpal plastic
13. Larutan peroksida (jika diperlukan)
B. Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan membuka peralatan)
3. Ambil kantung plastik dan buat lipatan diatasnya. Letakkan kantung plastik agar mudah terjangkau oleh anda
4. Tutup ruangan dengan tirai, tutup semua jendela yang terbuka
5. Bantu klien pada posisi nyaman. Selimut mandi hanya untuk memajankan area luka. Instruksikan klien agar tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
6. Cuci tangan secara menyeluruh
7. Letakkan bantalan tahan air dibawah klien
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester pada kulit, dapat dibersihkan dengan aseton)
10. Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset
11. Jika balutan lengket pada luka, dibasahi dengan memakai larutan NaCl, perlahan lepaskan balutan dan eksudat yang mengering. Beritahukan klien tentang penarikan dan ketidaknyamanan
12. Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada balutan
13. Buang balutan kotor pada nierbekken atau kantung plastik, hindari kontaminasi permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang pada nierbekken
14. Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting,pinset dan forsep harus tetap pada nampan steril. Buka botol larutan antiseptik lalu tuang ke dalam kom steril atau kasa steril
15. Pakai sarung tangan steril
16. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain, dan karakteristik drainase. (palpasi bila perlu, dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuh bahan steril)
17. Bersihkan luka dengan larutan peroksida, kemudian lakukan nekrotomi, angkat jaringan yang sudah mall dengan menggunakan gunting, lakukan secara terus menerus, setelah jaringan yang mati habis, lalu bersihkan dengan larutan antiseptik atau larutan NaCl. Pegang kasa yang dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
18. Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan buat kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan forsep. Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah
19. Pasang kasa steril kering di atas kasa basah
20. Tutup dengan kasa, surgipad, atau balutan ABD
21. Pasang plester diatas balutan
22. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
23. Sisihkan semua alat dan bantu klien kembali pada posisi nyaman
24. Cuci tangan
25. Catat pada catatan perawat

IRlGASI LUKA
A. Peralatan
1. Sarung tangan steril
2. Kom steril
3. Larutan irigasi (200 - 500 ml sesuai pesanan) dihangatkan pada suhu tubuh
4. Spuit irigasi steril (kateter karet merah steril sebagai penghubung untuk luka dengan lubang kecil)
5. Kom / nierbekken bersih untuk menampung larutan
6. Tray balutan steril dan Set balutan ( gunting, pinset, forsep), nierbekken
7. Bantalan tahan air
8. Jeli pelumas dan spatel lidah (tidak menjadi keharusan)
9. Sarung tangan sekali pakai
10. Set balutan ( gunting, pinset, forsep), Nierbekken
11. Kasa besar, kasa kecil, bantalan kasa
12. Balutan kasa ekstra
13. Plester
14. Kantung plastik untuk sampah
15. Selimut mandi, bantalan tahan air
16. Aseton
B. Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan membuka peralatan)
3. Posisikan klien sehingga larutan irigasi akan mengalir dari bagian atas
4. tepi luka ke dalam kom yang diletakkan di bawah luka
5. Letakkan bantalan tahan air dibawah klien
6. Cuci tangan secara menyeluruh
7. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester
8. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester pada kulit, dapat dibersihkan dengan aseton)
9. Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset
10. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan meneteskan normal salin steril atau air steril
11. Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada balutan
12. Buang balutan kotor pada nierbekken atau kantung plastik, hindari kontaminasi permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang pada nierbekken
13. Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting pinset dan forsep harus tetap pada nampan steril. Buka kom dan tuangkan larutan (volume bervariasi tergantung ukuran luka dan banyaknya drainase). Buka spuit siapkan tray balutan.
14. Pakai sarung tangan steril
15. Letakkan kom bersih menempel pada kulit klien di bawah insisi atau letak luka
16. Hisap larutan kedalam spuit Saat memegang ujung spuit tepat diatas Iuka, irigasi dengan peralatan tapi secara kontinu dengan tekanan yang cukup untuk mendorong drainase dan debris. Hindari menyemburkan atau menyemprotkan larutan. Irigasi tepat diatas luka.
17. Lanjutkan irigasi sampai larutan yang mengalir ke dalam kom jernih
18. Dengan kasa steril, keringkan tepi luka. Bersihkan dari yang kurang terkontaminasi sampai ke Area yang terkontaminasi. Bergerak secara progresif menekan dari garis insisi atau tepi luka 8. Tutup dengan kasa steril
19. Pasang plester diatas balutan
20. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
21. Sisihkan semua afat dan Bantu klien kembali pada posisi nyaman
22. Cuci tangan
23. Catat pada catatan perawat

4 komentar:

  1. Bagus, informatif dan cukup detil, Mudah dipahami juga meskipun oleh orang awam.

    BalasHapus
  2. Jika boleh tahu, paragraf ini dasar ilmiahnya darimana ya? menarik sekali ,,

    "Nystatin yang dikombinasikan dengan metronidazole dan tepung maizena digunakan untuk mengurangi iritasi/lecet, menyerap cairan yang tidak terlalu berlebihan, dan mengurangi bau tidak sedap. Tidak beda dengan campuran calsium alginate dan karbon yang juga berfungsi menyerap cairan dan mengontrol bau tidak sedap"

    BalasHapus
  3. Mohon maaf mau tanya. Kalau gliserin apa bisa ya digunakan sebagai dressing primer, jika melihat efeknya bisa menyerap cairan. Memang pada dasarnya biasa digunakan untuk membuat bahan kosmetik,sabun. Terutama untuk luka dengan karakteristik mengeluarkan eksudat yang banyak. Mohon referensinya. Terimakasih

    BalasHapus
  4. klu luka jahitan sunatan.bisa gak di beri metronidasol???...terima kasih

    BalasHapus